mamahami pengalamataan dalam suatu jaringan perusahaan
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) termasuk dalam deretan protocol komunikasi yang di gunakan untuk menghubungkan host-host pada jaringan internet. TCP/IP menggunakan banyak protocol di dalamnya, adapun protocol utamanya adalah TCP dan IP. TCP/IP di bangun pada system operasi UNIX dan di gunakan oleh internet, untuk memancarkan data keluar dari jaringan sendiri ke jaringan yang di atasnya. TCP/IP menangani komunikasi jaringan antara node-node pada jaringan. sehingga TCP/IP termasuk salah satu dari sekian banyak bahasa komunikasi computer yang ada untuk melakukan komunikasi antar computer, hal itu di karenakan untuk dapat di katakana mampu berkomunikasi adalah harus mempuyai bahasa yang sama, dalam hal ini menggunakan protocol yang sama, walaupun jenis computer dan system operainya berbeda sekalipun tidak masalah.
Jika di asumsikan jenis computer berbeda adalah orang yang berasal dari lokasi yang berbeda misalnya orang bersuku Sunda dan orang besuku Padang melakukan komuniksai, komuniksi akan berhasil jika kedua orang tersebut menggunakan bahasa yang sama, menggunakan bahasa Indonesia bikan menggunakan bahasa setempat masing-masing. computer PC dengan system operasi Windows XP dapat berkomunikasi dengan computer Sun SPARC dengan system operasi Solarys, kondisi ini di mungkinkan karena keduanya menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung pada satu jaringan yang sama naik local maupun internet sekalipun.
TCP/IP pada awalnya di kembangkan oleh suatu departemen pertahanan (Department of Defense / DOD) di Amerika. Dalam risetnya mampu merancang hubungan antar jaringan yang berbeda. Itu adalah pada awal suksesnya dari keberhasilan riset tersebut di buat berapa jasa dasar yang semua orang butuhkan seperti file transfer, electronic mail, remote logon kesejumlah client lain dan system server. Beberapa computer dalam lingkungan departemen yang kecil dapat menggunakan TCP/IP bersamaan dengan protocol lainnya pada system LAN yang sama. Komponen akan meroutingkan dari jaringan dlaam departemen ke jaringan perusahaannya, kemudaian di lanjutkan ke jaringan regional nya dan akhirnya ke jaringan global internet.
Arsitektur TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer.
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup ol eh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sbb :
Physical Layer
(lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb.
Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan mengintegralkan ber bagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
Network Access Layer
mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur peny aluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesa lahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk ja ringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.
Internet Layermendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah lu as (worldwide Internet).
Beberapa tugas penting pada lapi san ini adalah:
• Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena pengalamatan (addressing ) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software ), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
• Routing , yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless , proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang di kirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
Transport Layer
mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adal ah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
• Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
• Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digun akan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berartii.
Pada TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram Protocol (UDP). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat connection oriented . Sebaliknya pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol. Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan peny ederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference . Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
Application Layer
merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail , FTP ( File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP ( Hyper Text Transfer Protocol ) untuk aplikasi web, NNTP ( Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
Layanan Pada TCP/IP
Layanan yang diberikan oleh TCP/IP secara tradisional adalah layanan :
a. Pengiriman file (file transfer) :
File Transfer Protokol (FTP) memungkinkan pengguna komputer yg satu untuk dapat mengirim ataupun menerima file ke komputer jaringan. Karena masalah keamanan data, maka FTP seringkali memerlukan nama pengguna (user name) dan password, meskipun banyak juga FTP yg dapat diakses melalui anonymous, alias tidak berpassword. (lihat RFC 959 untuk spesifikasi FTP)
b. Remote login:
Network terminal Protokol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu komputer didalam suatu jaringan. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut
c. Computer mail :
Digunakan untuk menerapkan sistem elektronik mail.
d. Network File System (NFS) :
Pelayanan akses file-file jarak jauh yg memungkinkan klien-klien untuk mengakses file-file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan secara lokal.
e. remote execution :
Memungkinkan pengguna komputer untuk menjalankan suatu program didalam komputer yg berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yg terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu system komputer. Ada beberapa jenis remote execution, ada yg berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yg dapat dijalankan dalam system komputer yg sama dan ada pula yg menggunakan "prosedure remote call system", yg memungkinkan program untuk memanggil subroutine yg akan dijalankan di system komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah "rsh" dan "rexec")
f. name servers :
Nama database alamat yg digunakan pada internet
Port TCP
TCP berfungsi untuk melakukan transmisi data per – segmen, artinya paket dat di pecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran packet kemudian di kirim satu hingga selesai. Agar pengiriman dat sampai dengan baik, maka pada saat setiap packet pengiriman, TCp akan menyertakan nomor seri (sequence number).
Adapun komputer tujuan yang menerima packet tersebut harus mengirim balik senuah signal Acknowledge dalam satu periode yang di tentukan. Bila pad waktunya computer tujuan belum juga memberika ACK maka terjadi “time out” yang menandakan pengiriman packet gagl dan harus di ulang kembali. model protocol TCP di sebut sebagai connection oriented protocol. Berbeda pada model protocol UDP (User Datagram Protocol) disebut sebagai connectionless protocol.
Pada TCP terdapat port, port merupakan pintu masuk data gram dan packet data. Port data dibuat mulai dari port 0 sd port 65.536. Port 0 sampai dengan 1024 di sediakan untuk layanan standar, seperti FTP pada port 21, Telnet pada port 23, POP3 pada port 110, HTTP pada port 80 dan lainnya. Port ini lebih dikenal dengan nama wellknown port.
IP Address
IP address merupakan sebuah sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen dan setiap segmen nya terdiri dari 8 bit.
Pada artikel terdahulu IT Newbie pernah membahas tentang Perbedaan Antara KBps dengan Kbps dan Perbedaan OS Windows 32 bit dengan 64 bit, namun kali ini IT Newbie akan memberikan tutorial tentang networking dasar dengan mengetahui Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6, Langsung saja kita bahas, seperti berikut ini :
Perbedaan utama pada IPv4 dan IPv6 pada umumnya adalah perbedaan jumlah bit nya.
Pada IPv4 juga telah dijelaskan bahwa tentang kelas-kelas IPv4 dari kelas A sampai kelas E.
Didalam penulisan mengetahui IPv6, maka kita akan mengetahui dan mempelajari format penulisannya dahulu, yaitu :
1. Prefered merupakan cara penulisan formal atau standar
2. Compressed merupakan cara penulisan kompresi atau penyingkatan
3. Mixed merupakan cara penulisan secara gabungan
Setelah mengetahui dan mengenal kedua versi IP tersebut, maka maka akan kita lihat perbedaan keduanya antara IPv4 dengan IPv6 :
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 :
1. Pada IPv4 memiliki panjang 32 bit, namun sedangkan IPv6 memiliki panjang 128bit
2.Pada IPv4 menggunakan dotted decimal format, namun sedangkan IPv6 menggunakan colon hexadecimal format.
3. Pada IPv4 menggunakan static address (IP public) dan dinamic address (DHCP) dalam pengalamatannya, namun sedangkan IPv6 menggunakan stateless address configuration dan menggunakan stateful aaddress configuration.
4. Pada IPv4 menggunakan representasi alamat dengan menggunakan subnet mask, namun sedangkan IPv6 tidak menggunakan subnet mask.
5. Pada IPv4 address resolution protocol (ARP) digunakan untuk menerjemahkan alamat MAC dari alamat IP, namun sedangkan IPv6 Multicast Neighbor Solicititation Messages digunakan sebagai pengganti dari ARP.
Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
• Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
• Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
• Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
• Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineering dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut :
0.0.0.0/8 ---> 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.0/8 ---> 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
127.0.0.0/8 ---> 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
172.16.0.0/12 ---> 172.16.0.1 s.d.172.31.255.254
Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)
192.0.2.0/24 ---> 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254
Hosts/Net: 254
192.168.0.0/16 ---> 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254
Hosts/Net: 65.534 (Private Internet)
169.254.0.0/16 ---> 169.254.0.1 s.d.169.254.255.254
Hosts/Net: 65.534
dan semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
Range IP AddressDalam dunia jaringan, terutama Internet, kita sering mengenal istilah IP Address. Lalu apakah IP Address itu?
IP Address merupakan alamat yang dimiliki oleh host/device/komputer. Alamat ini dibuat berdasarkan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP sendiri merupakan suatu aturan yang mengatur bagaimana komputer berhubungan dari satu ujung jaringan ke ujung jaringan lain terutama di Internet.
Kita kembali ke IP Address. Dalam dunia nyata, IP Address ini ibarat alamat surat pos. Seperti kita ketahui, alamat surat tidak ada satu pun yang sama, walaupun mempunyai nama jalan yang berbeda, tidak akan ada alamat yang mempunyai negara, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dst yang sama, pasti ada yang berbeda.
IP Address sendiri sekarang sudah mencapai versi 6 atau IPv6. Namun, dewasa ini yang masih umum dipakai adalah IPv4. Nah, kali ini kita akan sedikit membahas tentang IP Range. IP Range perlu diketahui untuk menyesuaikan berapa jumlah alamat yang kita butuhkan untuk suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan.
OK, langsung aja.
IP Address memiliki 4 blok angka,
192.168.2.0
Semua angka di atas bernilai 32 bit (4 byte). Jadi, masing-masing blok, bernilai 8 bit (1 byte)
IP Address mempunyai pasangan yang dinamakan Netmask (Topeng jaringan, hehe). Sesuai namanya, Netmask ini layaknya seperti topeng yang menentukan seberapa besar range IP Address yanng akan kita miliki. Semakin besar netmask, semakin kecil IP range, begitu pun sebaliknya.
Berikut contoh netmask
255.255.255.0
Penulisan netmask di atas bertujuan untuk memudahkan kita sebagai manusia. Adapun jika dibaca oleh komputer, Netmask ini akan diubah menjadi bilangan biner
nilai tertinggi : 255=11111111
nilai terrendah : 0=0000000 (8 digit angka 0 disesuaikan dengan jumlah digit dari 255)
Kadang-kadang, penulisan Netmask ini digabungkan di belakang alamat IP. Contohnya:
192.168.100.36/28
/28 ini menyatakan jumlah angka 1 dalam binernya Netmask
11111111.11111111.11111111.11110000 (ada 28 angka 1)
Oh, ya, aku mau berikan dua cara yang bisa dipilih, cara standar dan cara cepat
CARA STANDAR
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
1. Ubah angka paling belakang IP menjadi angka biner
36=01000100
2. Tambahkan 0 di depan angka biner jika belum memennuhi 8 digit
36=00100100 (Analogi: 20 = 020)
3. Karena netmasknya /28, maka akan tersisa digit angka biner terakhir yang sebanyak 4 digit
Penjelasannya:
jumlah angka 1 di Netmasknya ada 28, maka netmasknya:
11111111.11111111.11111111.11110000
( 255 . 255 . 255 . 240 )
Maka, hanya ada 4 digit paling akhir yang dapat diotak-atik.
0010 | 0100
4. Ambil 4 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai paling rendah (0000) dan nilai paling tinggi (1111)
0010 | 0000
0010 | 1111
5. Kembalikan ke bentuk desimal
0010 | 0000 = 32
0010 | 1111 = 47
Maka, range IP dari 192.168.100.36/28 adalah dari 192.168.10 [32....47]
Hal ini berarti ada 16 alamat yang ada, mulai dari 192.168.10.32 sampai dengan 192.168.100.47
Namun perlu diperhatikan akan ada 2 (dua) alamat yang tidak bisa dipakai. Jadi, yang bisa dipakai sebagai hostadalah dari 192.168.10.33 sampai dengan 192.168.100.46 karena alamat 192.168.10.32 dipakai sebagai net address, sedangkan 192.168.100.47 dipakai sebagai broadcast address. Sehingga ada 14 alamat yang tersedia digunakan untukhost.
Contoh 2 :
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
1. Ubah angka terakhir IP menjadi bilangan biner
88 = 01011000
Karena sudah 8 digit, maka tidak diubah
2. Perhatikan Netmask yang memiliki angka bukan 255. Hal ini karena netmask yang memiliki angka 255 otomatis memiliki kemungkinan pengalamatan satu. Ingat aturan awal semakin besar netmask, semakin kecil kemungkinan pengalamatan (semakin kecil range). Oleh karena itu, kita akan otak-atik angka 252
252 = 11111100
Maka, kita hanya bisa mengotak-atik dua digit terakhir
88 = 010110 | 00
3. Ambil 2 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai terrendah (00) dan nilai tertinggi (11)
0010110 | 00
0010110 | 11
4. Ubah kembali menjadi bilangan desimal
0010110 | 00 = 88
0010110 | 11 = 91
Maka, range IP Addressnya 202.10.30 [88....91]
Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address : 202.10.30.88
host address : 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address :202.10.30.91
CARA CEPAT
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
1. Cari netmask desimalnya
/28 = 11111111.11111111.11111111.11110000
/28 = 255 . 255 . 255 . 240
2. Cari selisih netmask
IP Address : 192 . 168 . 100 . 36
Selisih : (265-255) . (256-255) . (256-255).(256-240)
Jumlah : 1 . 1 . 1 . 16
Range IP : 192 . 168 . 100 . [32.....47]
3. [32.....47] diambil dari pembagian 256 terhadap 16, menjadi beberapa range
0 - 15
16 - 31
32 - 47 Range di mana 36 berada
48 - 63
dst s/d
240 – 255
Sehingga ada 16 alamat yang tersedia
Contoh 2
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
1. Cari selisih netmask
IP Address 202 10 30 88
Netmask 255 255 255 252
Selisih (256-255) (256-255) (256-255) (256-252)
Jumlah 1 1 1 4
Range IP 202 10 30 [88....91]
Range IP : 202 . 10 . 30 . [88.....91]
1. [88....91] diambil dari pembagian 256 terhadap 4 menjadi beberapa range
0 - 3
4 - 7
8 - 11
dst
88 - 91 Tempat angka 88 berada
92 - 95
96 - 99
dst
252 – 255
2. Lebih baik kamu buat garis bilangan, biar mudah
Sehingga, Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address 202.10.30.88
host address 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address 202.10.30.91
MAC Address
MAC (Medium Access Control) Address atauPhysical Address adalah setara dengan nomor seri Kartu Jaringan (Network Interface Card/NIC). Setiap alamat MAC adalah unik yang panjangnya terdiri dari 48 bit. 24 bit pertama dari MAC Address merepresentasikan vendor pembuat kartu tersebut dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Pada lapisan OSI (Open System Interconnection) MAC Address menempati lapisan Data Link Layer (layer kedua setelahPhysical Layer).
protocol routing jenis distance vector pada jaringan perusahaan
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) termasuk dalam deretan protocol komunikasi yang di gunakan untuk menghubungkan host-host pada jaringan internet. TCP/IP menggunakan banyak protocol di dalamnya, adapun protocol utamanya adalah TCP dan IP. TCP/IP di bangun pada system operasi UNIX dan di gunakan oleh internet, untuk memancarkan data keluar dari jaringan sendiri ke jaringan yang di atasnya. TCP/IP menangani komunikasi jaringan antara node-node pada jaringan. sehingga TCP/IP termasuk salah satu dari sekian banyak bahasa komunikasi computer yang ada untuk melakukan komunikasi antar computer, hal itu di karenakan untuk dapat di katakana mampu berkomunikasi adalah harus mempuyai bahasa yang sama, dalam hal ini menggunakan protocol yang sama, walaupun jenis computer dan system operainya berbeda sekalipun tidak masalah.
Jika di asumsikan jenis computer berbeda adalah orang yang berasal dari lokasi yang berbeda misalnya orang bersuku Sunda dan orang besuku Padang melakukan komuniksai, komuniksi akan berhasil jika kedua orang tersebut menggunakan bahasa yang sama, menggunakan bahasa Indonesia bikan menggunakan bahasa setempat masing-masing. computer PC dengan system operasi Windows XP dapat berkomunikasi dengan computer Sun SPARC dengan system operasi Solarys, kondisi ini di mungkinkan karena keduanya menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung pada satu jaringan yang sama naik local maupun internet sekalipun.
TCP/IP pada awalnya di kembangkan oleh suatu departemen pertahanan (Department of Defense / DOD) di Amerika. Dalam risetnya mampu merancang hubungan antar jaringan yang berbeda. Itu adalah pada awal suksesnya dari keberhasilan riset tersebut di buat berapa jasa dasar yang semua orang butuhkan seperti file transfer, electronic mail, remote logon kesejumlah client lain dan system server. Beberapa computer dalam lingkungan departemen yang kecil dapat menggunakan TCP/IP bersamaan dengan protocol lainnya pada system LAN yang sama. Komponen akan meroutingkan dari jaringan dlaam departemen ke jaringan perusahaannya, kemudaian di lanjutkan ke jaringan regional nya dan akhirnya ke jaringan global internet.
Arsitektur TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer.
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Asitektur OSI
Arsitektur TCP/IP
Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup ol eh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP adalah sbb :
Physical Layer
(lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb.
Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan mengintegralkan ber bagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
Network Access Layer
mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur peny aluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesa lahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk ja ringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.
Internet Layermendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah lu as (worldwide Internet).
Beberapa tugas penting pada lapi san ini adalah:
• Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena pengalamatan (addressing ) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software ), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
• Routing , yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless , proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang di kirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
Transport Layer
mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adal ah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
• Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
• Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digun akan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berartii.
Pada TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau User Datagram Protocol (UDP). TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data, sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat connection oriented . Sebaliknya pada UDP yang bersifat connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable protocol. Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan peny ederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol transport. Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference . Aplikasi seperti ini dapat mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.
Application Layer
merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail , FTP ( File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP ( Hyper Text Transfer Protocol ) untuk aplikasi web, NNTP ( Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
Layanan Pada TCP/IP
Layanan yang diberikan oleh TCP/IP secara tradisional adalah layanan :
a. Pengiriman file (file transfer) :
File Transfer Protokol (FTP) memungkinkan pengguna komputer yg satu untuk dapat mengirim ataupun menerima file ke komputer jaringan. Karena masalah keamanan data, maka FTP seringkali memerlukan nama pengguna (user name) dan password, meskipun banyak juga FTP yg dapat diakses melalui anonymous, alias tidak berpassword. (lihat RFC 959 untuk spesifikasi FTP)
b. Remote login:
Network terminal Protokol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu komputer didalam suatu jaringan. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut
c. Computer mail :
Digunakan untuk menerapkan sistem elektronik mail.
d. Network File System (NFS) :
Pelayanan akses file-file jarak jauh yg memungkinkan klien-klien untuk mengakses file-file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan secara lokal.
e. remote execution :
Memungkinkan pengguna komputer untuk menjalankan suatu program didalam komputer yg berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yg terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu system komputer. Ada beberapa jenis remote execution, ada yg berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yg dapat dijalankan dalam system komputer yg sama dan ada pula yg menggunakan "prosedure remote call system", yg memungkinkan program untuk memanggil subroutine yg akan dijalankan di system komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah "rsh" dan "rexec")
f. name servers :
Nama database alamat yg digunakan pada internet
Port TCP
TCP berfungsi untuk melakukan transmisi data per – segmen, artinya paket dat di pecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran packet kemudian di kirim satu hingga selesai. Agar pengiriman dat sampai dengan baik, maka pada saat setiap packet pengiriman, TCp akan menyertakan nomor seri (sequence number).
Adapun komputer tujuan yang menerima packet tersebut harus mengirim balik senuah signal Acknowledge dalam satu periode yang di tentukan. Bila pad waktunya computer tujuan belum juga memberika ACK maka terjadi “time out” yang menandakan pengiriman packet gagl dan harus di ulang kembali. model protocol TCP di sebut sebagai connection oriented protocol. Berbeda pada model protocol UDP (User Datagram Protocol) disebut sebagai connectionless protocol.
Pada TCP terdapat port, port merupakan pintu masuk data gram dan packet data. Port data dibuat mulai dari port 0 sd port 65.536. Port 0 sampai dengan 1024 di sediakan untuk layanan standar, seperti FTP pada port 21, Telnet pada port 23, POP3 pada port 110, HTTP pada port 80 dan lainnya. Port ini lebih dikenal dengan nama wellknown port.
IP Address
IP address merupakan sebuah sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen dan setiap segmen nya terdiri dari 8 bit.
Pada artikel terdahulu IT Newbie pernah membahas tentang Perbedaan Antara KBps dengan Kbps dan Perbedaan OS Windows 32 bit dengan 64 bit, namun kali ini IT Newbie akan memberikan tutorial tentang networking dasar dengan mengetahui Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6, Langsung saja kita bahas, seperti berikut ini :
Perbedaan utama pada IPv4 dan IPv6 pada umumnya adalah perbedaan jumlah bit nya.
Pada IPv4 juga telah dijelaskan bahwa tentang kelas-kelas IPv4 dari kelas A sampai kelas E.
Didalam penulisan mengetahui IPv6, maka kita akan mengetahui dan mempelajari format penulisannya dahulu, yaitu :
1. Prefered merupakan cara penulisan formal atau standar
2. Compressed merupakan cara penulisan kompresi atau penyingkatan
3. Mixed merupakan cara penulisan secara gabungan
Setelah mengetahui dan mengenal kedua versi IP tersebut, maka maka akan kita lihat perbedaan keduanya antara IPv4 dengan IPv6 :
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 :
1. Pada IPv4 memiliki panjang 32 bit, namun sedangkan IPv6 memiliki panjang 128bit
2.Pada IPv4 menggunakan dotted decimal format, namun sedangkan IPv6 menggunakan colon hexadecimal format.
3. Pada IPv4 menggunakan static address (IP public) dan dinamic address (DHCP) dalam pengalamatannya, namun sedangkan IPv6 menggunakan stateless address configuration dan menggunakan stateful aaddress configuration.
4. Pada IPv4 menggunakan representasi alamat dengan menggunakan subnet mask, namun sedangkan IPv6 tidak menggunakan subnet mask.
5. Pada IPv4 address resolution protocol (ARP) digunakan untuk menerjemahkan alamat MAC dari alamat IP, namun sedangkan IPv6 Multicast Neighbor Solicititation Messages digunakan sebagai pengganti dari ARP.
Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
• Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
• Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
• Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
• Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineering dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut :
0.0.0.0/8 ---> 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.0/8 ---> 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
127.0.0.0/8 ---> 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
172.16.0.0/12 ---> 172.16.0.1 s.d.172.31.255.254
Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)
192.0.2.0/24 ---> 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254
Hosts/Net: 254
192.168.0.0/16 ---> 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254
Hosts/Net: 65.534 (Private Internet)
169.254.0.0/16 ---> 169.254.0.1 s.d.169.254.255.254
Hosts/Net: 65.534
dan semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
Range IP AddressDalam dunia jaringan, terutama Internet, kita sering mengenal istilah IP Address. Lalu apakah IP Address itu?
IP Address merupakan alamat yang dimiliki oleh host/device/komputer. Alamat ini dibuat berdasarkan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP sendiri merupakan suatu aturan yang mengatur bagaimana komputer berhubungan dari satu ujung jaringan ke ujung jaringan lain terutama di Internet.
Kita kembali ke IP Address. Dalam dunia nyata, IP Address ini ibarat alamat surat pos. Seperti kita ketahui, alamat surat tidak ada satu pun yang sama, walaupun mempunyai nama jalan yang berbeda, tidak akan ada alamat yang mempunyai negara, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dst yang sama, pasti ada yang berbeda.
IP Address sendiri sekarang sudah mencapai versi 6 atau IPv6. Namun, dewasa ini yang masih umum dipakai adalah IPv4. Nah, kali ini kita akan sedikit membahas tentang IP Range. IP Range perlu diketahui untuk menyesuaikan berapa jumlah alamat yang kita butuhkan untuk suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan.
OK, langsung aja.
IP Address memiliki 4 blok angka,
192.168.2.0
Semua angka di atas bernilai 32 bit (4 byte). Jadi, masing-masing blok, bernilai 8 bit (1 byte)
IP Address mempunyai pasangan yang dinamakan Netmask (Topeng jaringan, hehe). Sesuai namanya, Netmask ini layaknya seperti topeng yang menentukan seberapa besar range IP Address yanng akan kita miliki. Semakin besar netmask, semakin kecil IP range, begitu pun sebaliknya.
Berikut contoh netmask
255.255.255.0
Penulisan netmask di atas bertujuan untuk memudahkan kita sebagai manusia. Adapun jika dibaca oleh komputer, Netmask ini akan diubah menjadi bilangan biner
nilai tertinggi : 255=11111111
nilai terrendah : 0=0000000 (8 digit angka 0 disesuaikan dengan jumlah digit dari 255)
Kadang-kadang, penulisan Netmask ini digabungkan di belakang alamat IP. Contohnya:
192.168.100.36/28
/28 ini menyatakan jumlah angka 1 dalam binernya Netmask
11111111.11111111.11111111.11110000 (ada 28 angka 1)
Oh, ya, aku mau berikan dua cara yang bisa dipilih, cara standar dan cara cepat
CARA STANDAR
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
1. Ubah angka paling belakang IP menjadi angka biner
36=01000100
2. Tambahkan 0 di depan angka biner jika belum memennuhi 8 digit
36=00100100 (Analogi: 20 = 020)
3. Karena netmasknya /28, maka akan tersisa digit angka biner terakhir yang sebanyak 4 digit
Penjelasannya:
jumlah angka 1 di Netmasknya ada 28, maka netmasknya:
11111111.11111111.11111111.11110000
( 255 . 255 . 255 . 240 )
Maka, hanya ada 4 digit paling akhir yang dapat diotak-atik.
0010 | 0100
4. Ambil 4 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai paling rendah (0000) dan nilai paling tinggi (1111)
0010 | 0000
0010 | 1111
5. Kembalikan ke bentuk desimal
0010 | 0000 = 32
0010 | 1111 = 47
Maka, range IP dari 192.168.100.36/28 adalah dari 192.168.10 [32....47]
Hal ini berarti ada 16 alamat yang ada, mulai dari 192.168.10.32 sampai dengan 192.168.100.47
Namun perlu diperhatikan akan ada 2 (dua) alamat yang tidak bisa dipakai. Jadi, yang bisa dipakai sebagai hostadalah dari 192.168.10.33 sampai dengan 192.168.100.46 karena alamat 192.168.10.32 dipakai sebagai net address, sedangkan 192.168.100.47 dipakai sebagai broadcast address. Sehingga ada 14 alamat yang tersedia digunakan untukhost.
Contoh 2 :
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
1. Ubah angka terakhir IP menjadi bilangan biner
88 = 01011000
Karena sudah 8 digit, maka tidak diubah
2. Perhatikan Netmask yang memiliki angka bukan 255. Hal ini karena netmask yang memiliki angka 255 otomatis memiliki kemungkinan pengalamatan satu. Ingat aturan awal semakin besar netmask, semakin kecil kemungkinan pengalamatan (semakin kecil range). Oleh karena itu, kita akan otak-atik angka 252
252 = 11111100
Maka, kita hanya bisa mengotak-atik dua digit terakhir
88 = 010110 | 00
3. Ambil 2 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai terrendah (00) dan nilai tertinggi (11)
0010110 | 00
0010110 | 11
4. Ubah kembali menjadi bilangan desimal
0010110 | 00 = 88
0010110 | 11 = 91
Maka, range IP Addressnya 202.10.30 [88....91]
Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address : 202.10.30.88
host address : 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address :202.10.30.91
CARA CEPAT
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
1. Cari netmask desimalnya
/28 = 11111111.11111111.11111111.11110000
/28 = 255 . 255 . 255 . 240
2. Cari selisih netmask
IP Address : 192 . 168 . 100 . 36
Selisih : (265-255) . (256-255) . (256-255).(256-240)
Jumlah : 1 . 1 . 1 . 16
Range IP : 192 . 168 . 100 . [32.....47]
3. [32.....47] diambil dari pembagian 256 terhadap 16, menjadi beberapa range
0 - 15
16 - 31
32 - 47 Range di mana 36 berada
48 - 63
dst s/d
240 – 255
Sehingga ada 16 alamat yang tersedia
Contoh 2
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
1. Cari selisih netmask
IP Address 202 10 30 88
Netmask 255 255 255 252
Selisih (256-255) (256-255) (256-255) (256-252)
Jumlah 1 1 1 4
Range IP 202 10 30 [88....91]
Range IP : 202 . 10 . 30 . [88.....91]
1. [88....91] diambil dari pembagian 256 terhadap 4 menjadi beberapa range
0 - 3
4 - 7
8 - 11
dst
88 - 91 Tempat angka 88 berada
92 - 95
96 - 99
dst
252 – 255
2. Lebih baik kamu buat garis bilangan, biar mudah
Sehingga, Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address 202.10.30.88
host address 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address 202.10.30.91
MAC Address
MAC (Medium Access Control) Address atauPhysical Address adalah setara dengan nomor seri Kartu Jaringan (Network Interface Card/NIC). Setiap alamat MAC adalah unik yang panjangnya terdiri dari 48 bit. 24 bit pertama dari MAC Address merepresentasikan vendor pembuat kartu tersebut dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Pada lapisan OSI (Open System Interconnection) MAC Address menempati lapisan Data Link Layer (layer kedua setelahPhysical Layer).
protocol routing jenis distance vector pada jaringan perusahaan
Protokol Routing Distance Vector
RIP merupakan sebuah protokol routing distance vektor yang digunakan dalam ribuan jaringan diseluruh dunia. Faktanya bahwa RIP merupakan protokol open standar dan mudah untuk diimplementasikan, membuatnya menarik bagi beberapa administrator jaringan.
Selain RIP, IGRP juga merupakan protokol routing distance vector. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan sebuah protokol hak milik cisco lebih dibandingkan protokol berbasis standar. IGRP juga sangat sederhana untuk diimplementasikan. Bagaimanapun, IGRP merupakan sebuah protokol routing yang lebih kompleks dibandingkan RIP dan dapat menggunakan beberapa faktor untuk menentukan rute terbaik ke sebuah jaringan tujuan. Modul ini akan memperkenalkan konfigurasi dan pemecahan masalah IGRP.
Upadate-update routing Distance Vector
Update-update tabel routing terjadi secara periodik atau ketika terjadi perubahan dalam sebuah jaringan protokol distance vektor. Sama seperti proses discovery jaringan, update-update perubahan topologi diproses secara sistematis dari router ke router. Algorithma distance vektor menghubungi setiap router untuk mengirim isi tabel routing ke setiap tetangganya yang terhubung lansung. Informasi tabel routing termasuk tentang harga total jalur (total path cost). Harga jalur didefenisikan oleh metrik dan alamat logical dari router pertama pada jalur ke setiap jaringan dalam tabel.
Distance vector routing loop issues
Routing loop dapat terjadi ketika tabel routing tidak konsisten atau tidak ter-update disebabkan oleh lambatnya konfergensi dalam perubahan jaringan.
Mendefenisikan sebuah hitungan maksimum
Update yang invalid tentang Network 1 akan berlangsung berulang sampai beberapa proses lain menghentikan perulangan. Kondisi ini, yang mana dikenal sebagai count to infinity (hitungan tak terhingga), mengulangi paket mengelilingi jaringan dalam penyangkalan fakta bahwa jaringan tujuan, yaitu Network 1, sedang down (mati). Selama router-router count to infinity, informasi yang invalid menyebabkan terjadinya sebuah routing loop.
Untuk mencegah routing loops ini berkepanjangan, protokol-protokol distance vector menentukan infinity (tak terhingga) menjadi sebuah bilangan maksimum. Bilangan ini mengacu pada sebuah metrik routing, yang secara sederhana berupa hitungan hop (lompatan).
Dengan pendekatan ini, protokol routing mengijinkan routing loop untuk berlansung sampai metrik melampuai nilai maksimumnya yang diperbolehkan. Gambar memperlihatkan nilai metrik adalah 16 hop. Ini melampaui default distance vector maksimun yaitu 15 hop sehingga paket dibuang oleh router. Ketika nilai metrik melampaui nilai maksimum, Network 1 dianggap tidak dapat dicapai.
Mengatasi routing loops melalui split-horizon
Beberapa routing loop terjadi ketika informasi yang tidak benar dikirimkan kembali ke sebuah router menyangkal informasi yang benar yang telah didistribusikan router sebelumnya. Split horizon mengurangi informasi routing yang tidak benar dan pembebanan routing.
Jika informasi tentang Network 1 datang dari router A, maka router B dan D tidak boleh menginformasikan tentang Network 1 ke router A.
Route Poisoning
Route Poisoning (meracuni rute) digunakan oleh berbagai protokol-protokol distance vector untuk mengatasi routing loops yang luas dan menawarkan informasi secara detail ketika sebuah subnet atau jaringan tidak dapat diakses. Untuk menyelesaikan ini, hitungan hop biasanya di set ke lebih 1 dari maksimum.
Satu cara untuk mencegah update yang tidak konsisten adalah route poisoning. Ketika Network 5 dows, Router E akan mengatur sebuah distance yaitu 16 untuk Network 5 untuk meracuni route. Ini mengindikasikan bahwa jaringan tidak dapat dicapai.
Ketika route diracuni, Router C tidak terpengaruh oleh update yang tidak benar tentang route ke Network 5. Setelah Router C menerima sebuah route poisoning dari Router E, ia mengirim sebuah update, yang disebut sebuah poison reverse, kembali ke Router E. Ini untuk meyakinkan semua router-router dalam segmen telah menerima informasi route yang diracuni.
Ketika route poisoning digunakan dengan triggered update ia akan mepercepat waktu konvergensi karena router-router tetangga tidak perlu menuggu 30 detik sebelum mereka mengumumkan route yang diracuni.
Mencegah Routing Loops dengan Trigerred Updates
Tabel-tabel routing baru dikirimkan ke router-router tetangga berdasarkan sebuah ketetapan. Sebagai contoh, update RIP terjadi setiap 30 detik. Bagaimanapun sebuah trigered update dikirim secepatnya dalam merespon terhadap beberapa perubahan dalam tabel routing. Router yang mendeteksi sebuah perubahan topologi secepatnya mengirim sebuah pesan update ke router-router yang berdekatan. Router-router ini membangun triggered update untuk memberitahukan perubahan kepada tetangga mereka. Ketika sebuah route gagal, sebuah update dikirim secepatnya. Trigered update, digunakan bersamaan dengan route poisoning, memastikan bahwa semua router mengetahui tentang kegagalan route sebelum holddown timer habis.
Mencegah Routing Loops dengan Holddown Timers
- Ketika sebuah router menerima sebuah update dari tetangga, yang mengindikasikan bahwa jaringan yang sebelumnya dapat diakses saat ini tidak lagi dapat diakses, router menandai route sebagai yang tidak dapat diakses dan memulai holddows timer. Sebelum holddown timer habis, jika sebuah update diterima dari tetangga yang sama, yang mengindikasikan bahwa jaringan dapat diakses, router menandai jaringan sebagai yang dapat diakses dan membuang holddown timer.
- Jika sebuah update tiba dari router tetangga yang berbeda dengan sebuah metrik yang lebih baik untuk jaringan, router menandai jaringan sebagai yang dapat diakses dan membuang holddown timer.
- Jika sebuah update diterima dari sebuah router berbeda dengan sebuah metrik yang tinggi sebelum holddown timer habis, update akan diabaikan. Update ini diabaikan untuk memberikan waktu lebih bagi pegetahuan tentang sebuah perubahan yang mengacaukan untuk menyebar keseluruh jaringan.
Proses Routing RIP
Versi dari standar open modern adalah RIP, yang kadangkala dikenal sebagai IP RIP, secara formal didetailkan dalam dua dokumen yang berbeda. Yang pertama dikenal sebagai Request for Comment (RFC) 1058 dan yang lain sebagai Internet Standard (STD) 56.
RIP telah berevolusi dari tahun ke tahun dari sebuah Classful Routing Protocol, RIP Versi 1 (RIP v1), ke sebuah Classless Routing Protocol, RIP Versi 2 (RIP v2). RIP v2 meningkatkan beberapa hal berikut :
- Kemampuan untuk membawa paket tambahan informasi routing
- Mekanisme authentikasi ke update tabel yang aman
- Dukungan terhadap variable-length subnet mask (VLSM)
Konfigursi RIP
Perintah router rip mengaktifkan RIP sebagai protokol routing. Kemudian perintah network digunakan untuk memberitahukan ke router pada interface mana untuk menjalankan RIP. RIP mengirim pesan routing-update pada interval yang tetap. Ketika sebuah router menerima sebuah update routing yang berisi perubahan untuk sebuah entri, ia mengupdate tabel routingnya untuk menggambarkan route baru. Nilai matrik yang diterima untuk jalur ditambah dengan 1, dan interface sumber dari update diindikasikan sebagai next hop dalam tabel routing. Router-router hanya mengelola route terbaik ke sebuah tujuan tetapi dapat mengelola beberapa jalur yang memiliki equal-cost (harga-yang sama) ke sebuah tujuan.
Untuk mengaktifkan RIP, gunakan perintah-perintah berikut pada mode konfigurasi global :
- Router(config)#router rip – Mengaktifkan proses routing RIP
- Router(config)#network network-number –Menggabungkan sebuah jaringan dengan prosess routing RIP
Menggunakan Perintah ip classless
Kadangkala sebuah router menerima paket-paket yang ditujukan untuk sebuah subnet dari sebuah network yang tidak diketahui yang memiliki subnet terhubung secara langsung. Gunakan perintah konfigurasi global ip classless untuk memerintahkan software IOS cisco untuk meneruskan paket-paket ini ke route supernet terbaik. Sebuah router supernet merupakan sebuah route yang menangani sebuah jangkauan subnet yang luas dengan sebuah entry tunggal. Sebagai contoh, jika sebuah enterprise menggunakan keseluruhan subnet 10.10.0.0/16, kemudian sebuah route supernet untuk 10.10.10.0/24 akan menjadi 10.10.0.0/16. Perintah ip classless telah diaktifkan secara default dalam software IOS cisco rilis 11.3 keatas. Untuk me-non-aktifkan fitur ini, gunakan bentuk no terhadap perintah ini.
Load Balancing dengan RIP
Load balancing merupakan sebuah konsep yang mengijinkan sebuah router untuk memanfaatkan kelebihan dari beberapa jalur terbaik yang diberikan untuk sebuah tujuan. Jalur-jalur ini dapat secara statik didefenisikan oleh seorang administrator atau dihitung dengan sebuah protokol routing dinamik seperti RIP.
RIP menawarkan kemampuan load balancing misalnya beberapa jalur seperti 6 jalur equal-cost (yang memiliki harga yang sama). RIP melakukan apa yang dikenal sebagai “round robin” load balancing. Ini berarti bahwa RIP melakukan giliran meneruskan paket-paket melalui jalur-jalur paralel.
Load Balancing melalui Beberapa Jalur
Ketika sebuah router mempelajari beberapa route ke sebuah jaringan tertentu, route dengan administrative distance terendah akan diletakkan dalam tabel routing.
Kadangkala router harus memilih sebuah route diantara beberapa route yang tersedia, dipelajari melalui proses routing yang sama dengan administraive distance yang sama. Pada kasus ini, router memilih jalur dengan cost atau matrik terendah ke tujuan. Setiap proses routing menghitung costnya sendiri secara berbeda dan cost mungkin saja telah dikonfigurasi secara manual dalam hal untuk mencapai load balancing.
Jika route menerima dan memasang beberapa jalur dengan administrative distance dan cost yang sama ke sebuah tujuan, load-balancing dapat terjadi. IOS cisco menetapkan sebuah batasan sampai dengan 6 route equal-cost dalam sebuah tabel routing, tetapi beberapa IGP mereka memiliki batasan sendiri. EIGRP mengijinkan sampai dengan 4 route equal-cost.
Secara default, kebanyakan protokol-protokol routing memasang sebuah maksimum 4 route paralel dalam sebuah tabel routing. Route-route statik selalu memasang 6 route. Pengecualian BGP, yang secara default hanya mengijinkan satu jalur ke sebuah tujuan.
Fitur-fitur IGRP
IGRP merupakan sebuah IGP distance vector. Protokol-protokol routing distance vector mengukur jarak untuk membandingkan route secara matimatika. Pengukuran ini dikenal sebagai distance vector. Router-router yang menggunakan protokol-protokol distance vector harus mengirim semua atau sebagian dari tabel routing mereka dalam sebuah pesan update routing pada interval yang tetap untuk setiap router. Sebagaimana informasi routing menyebar keseluruh jaringan, router melakukan beberapa fungsi berikut :
- Mengenali tujuan baru
- Mempelajari kegagalan
IGRP merupakan sebuah protokol routing distance vector yang dikembangkan oleh Cisco. IGRP mengirim update routing pada interval 90 detik. Update-update ini mengumumkan semua jaringan-jaringan untuk sebuah AS yang sama. Karakateristik desain kunci dari IGRP adalah sebagai berikut:
- Memiliki kemampuan secara otomatis menangani topologi-topologi kompleks dan tak terdefenisi.
- Fleksibelitas yang diperlukan pada segment dengan karakteristik bandwidth dan delay berbeda.
- Skalabilitas untuk berfungsi dalam jaringan-jaringan yang luas.
Secara default, protokol routing IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai matrik.
Sebagai tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi untuk menggunakan sebuah kombinasi dari varibel-variabel untuk menentukan sebuah matrik gabungan. Variabel tersebut adalah :
- Bandwidth
- Delay
- Load
- Reliability
Metrik IGRP
IGRP Menggunakan metrik gabungan (composite metric). Matrik gabungan ini lebih akurat dibandingkan matrik hitungan hop yang digunakan RIP untuk memiliki sebuah jalur untuk sebuah tujuan. Jalur yang digunakan memiliki nilai matrik yang paling kecil adalah route terbaik.
IGRP menggunakan beberapa matrik berikut :
- Bandwidth – nilai bandwidth yang paling rendah dalam jalur
- Delay – delay komulatif interface sepanjang jalur
- Reliability – Kehandalan pada link terhadap tujuan sebagaimana telah ditentukan oleh pertukaran keepalives.
- Load – beban pada sebuah link terhadap tujuan berdasarkan atas bit per second.
Delay dan bandwidth bukan merupakan nilai yang diukur, tetapi di set dengan perintah interface delay dan bandwidth. Sebuah link dengan bandwidth paling tinggi akan memiliki matrik yang rendah dan sebuah route dengan sebuah delay komulatif lebih rendah akan memiliki matrik lebih rendah.
Rute-rute IGRP
Bagian ini akan memperkenalkan tiga jenis route-route yang diumumkan IGRP :
- Interior
- System
- Exterior
Interior
Route-route interior adalah route-route antara subnet-subnet atau sebuah jaringan yang terhubung ke sebuah interface router. Jika jaringan terhubung ke sebuah router tidak di subnet, IGRP tidak akan mengumumkan route-route interior.
System
Route-route system adalah route-route ke jaringan-jaringan didalam sebuah autonomous system. Software IOS cisco memperoleh route-route system dari interface jaringan yang terhubung secara langsung dan informasi route system disediakan oleh router-router IGRP lain atau server-server akses. Route-rotue system tidak termasuk informasi subnet.
Exterior
Route-route exterior adalah route-route ke jaringan-jaringan diluar autonomous system yang dipertimbangkan ketika sebuah gateway tujuan akhir dikenali. Software IOS cisco memilih sebuah gateway tujuan akhir dari daftar route-route ekterior yang disediakan IGRP. Software menggunakan gateway tujuan akhir jika sebuah route yang lebih baik tidak ditemukan dan tujuan tidak terkoneksi ke jaringan. Jika autonomous system memiliki lebih dari satu koneksi ke sebuah jaringan eksternal, router-router berbeda dapat memilih router-router eksterior berbeda sebagai gateway tujuan akhir.
Fitur-fitur stabilitas IGRP
Tiga fitur-fitur yang didesain untuk menambah stabilitas IGRP:
- Holddowns
- Split horizon
- Poison reserve updates
Holddowns
Holddown digunakan untuk mencegah pesan update yang tetap dari sebuah route yang tidak stabil. Ketika sebuah router down, router-router tetangga mendeteksi hal ini dari tidak adanya pesan update regular terjadwal.
Split horizon
Split horizon berasal dari pemikiran bahwa tidaklah berguna untuk mengirim infomasi tentang sebuah route kembali ke arah darimana informasi tersebut datang. Aturan split horizon membantu mencegah routing loops antara router-router berdekatan.
Poison reverse updates
Poison reverse update digunakan untuk mencegah routing loops lebih meluas. Penambahan dalam matrik routing biasanya mengindikasikan routing loops. Poison reverse update kemudian dikirim untuk menghilangkan route dan menempatkannya dalam holddown. Dengan IGRP, poison reverse update dikirim hanya jika sebuah matrik route telah bertambah oleh faktor 1.1 atau lebih besar.
Konfigurasi IGRP
Untuk mengkonfigurasi proses routing IGRP, gunakan perintah konfigurasi router igrp. Untuk mematikan sebuah proses routing IGRP, gunakan bentuk no pada perintah ini.
Sintak perintahnya adalah sebagai berikut :
RouterA(config)#router igrp as-number
RouterA(config)#no router igrp as-number
Nomor AS mengenali proses IGRP
Untuk menentukan sebuah daftar jaringan-jaringan untuk proses routing IGRP, gunakan perintah konfigurasi router network. Untuk mehilangkan sebuah entri, gunakan bentuk no dari perintah .
Migrasi RIP ke IGRP
Ketika IGRP diciptkan cisco diawal tahun 1980, ia merupakan perusahaan pertama yang memecahkan permasalahan penggabungan dengan menggunakan RIP untuk merute-kan datagram-datagram antar router-router interior. IGRP memeriksa bandwidth dan delay dari jaringan-jaringan antar router-router untuk menentukan jalur terbaik melalui sebuah internetwork. IGRP lebih cepat konvergensi dibandingkan RIP. Ini mencegah routing loop yang disebabkan oleh tidak adanya persesetujuan melalui sebuah next hop routing. Lebih lanjut, IGRP tidak berbagi keterbatasan hitungan hop terhadap RIP. Sebagai hasilnya dan kemajuan lain melaui RIP, IGRP menciptakan lebih luas, kompleks, secara topologi bermacam-macan internetwork untuk dikembangkan.
Gunakan langkah berikut untuk menkonversi dari RIP ke IGRP :
- Masukkan show ip route untuk memeriksa bahwa RIP merupakan protokol routing pada router-router yang akan dikonversikan.
- Configurasi IGRP pada router A dan B
- Masukkan perintah show ip protocols pada router A dan B
- Masukkan perintah show ip route pada router A dan router B
memahami
protocol routing jenis link state
PROTOKOL ROUTING LINK STATE
·A. Pengertian
Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu
distance vector dan link state. Distance vector adalah proses routing
berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang
membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing
adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state
bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses
pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector,
namun link state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar,
lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi.
B. Fitur-fitur link state
Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu.
Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga
a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan
b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan
c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes
d. Menggunakan “hello packet” untuk mencari router tetangga
Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hello packet berisi informasi
tentang jaringan yang terhubung.
Fitur-fitur dari protokol routing link state:
a. Link State Advertisements (LSA)
b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)
d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.
a. Link State Advertisements (LSA)
b. Topologi database
c. Algoritma Shortest Path First (SPF)
d. SPF tree
e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya.
Mari kita bahas satu persatu setiap fitur dari link state ini.
a. Link State Advertisements
Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.
Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.
a. Link State Advertisements
Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router yang terhubung langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi informasi LSA.
Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama.
b. Topologi database
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.
Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan.
c. Algorithma SPF (Shortest Path First)
Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra.
Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra.
d. SPF tree
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan yang terbaik.
Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan yang terbaik.
e. Menentukan routing table
Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.
Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan.
Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan.
Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan.
C. Routing information
Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router yang mati.
Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah waktu tertentu.
Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router yang mati.
Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah waktu tertentu.
D. Algoritma routing link state
Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi jaringan
c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra
Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table routing.
Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol.
b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi jaringan
c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra
Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar rute-rute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table routing.
E. Kelebihan dan kekurangan link state
a. Kelebihan link state
1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan
2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan
4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan
7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking (VLSM)
b. Kerugian dari link state protokol
1. Membutuhkan banyak memory dan processor
2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state
4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data
a. Kelebihan link state
1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan
2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu
3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan
4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan
5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik
6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan
7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking (VLSM)
b. Kerugian dari link state protokol
1. Membutuhkan banyak memory dan processor
2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti
3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state
4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data
F. Perbandingan dengan distance vector
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.
Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update.
Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat
sekali penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada
link state mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk
membuat jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat unggul
dalam penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state
membutuhkan banyak memory dan processor.